Sudah tidak lazim lagi jika ruas jalan di kota - kota besar seperti Jakarta dan Bandung itu selalu mengalami kemacetan yang begitu parah, terutama pada saat akhir pekan. Banyak sekali hiruk-pikuk masyarakat yang memadati jalan dengan bermacam-macam tujuan. Seperti salah satu contoh-nya adalah jalan Cihampelas, Bandung .
Daerah ini kerap kali menjadi pusat wisata belanja bagi warga luar kota untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Meskipun disana terdapat bangunan sekolah, gedung rumah sakit dan deretan-deretan rumah warga yang padat, jalan Cihampelas ini memiliki pusat perbelanjaan yang cukup banyak untuk menjadi tujuan wis ata belanja bagi warga luar kota Bandung . Bahkan, trotoar untuk pejalan kaki-pun beralih fungsi menjadi tempat parkir bagi mobil-mobil pribadi masyarakat yang ingin berbelanja disana karena kurangnya lahan untuk parkir. Di akhir pekan, tidak sedikit rombongan bis-bis pariwisata yang berlalu-lalang melewati rumah sakit dan sekolah-sekolah sekitar hanya untuk transit di daerah jalan Cihampelas ini. Membuat ruas jalan yang begitu sempit dan tampaknya tidak seimbang dengan pembangunan wis ata belanja secara besar-besaran ini menjadi macet total. Sungguh tidak heran jika para pejalan kaki di lokasi ini menginjakan kakinya di aspal yang berfungsi untuk kendaraan bermotor. Karena selain diakibatkan oleh trotoar yang beralih fungsi menjadi lahan parkir, pedagang kaki lima yang “menggantungkan” peru tnya di trotoar itu juga ikut memadati akses pejalan kaki tersebut.
Karena begitu pesatnya pembangunan didaerah ini, selain mall besar yang di bangun disana, rumah susun-pun rencananya ikut dibangun di lokasi tersebut dan ikut berpartisipasi untuk menggeluti bisnis di areal pariwisata yang padat penduduk ini. Keduanya dibangun tepat didekat sungai Cikapundung yang sekarang telah berfungsi sebagai pembuangan kotoran dari sebagian bangunan para pebisnis disana. Mall tersebut memang sudah terlanjur mencemari sungai yang bernama Cikapundung itu. Namun sekarang, dengan ditambahnya perencanaan pembangunan rumah susun disana tentu saja akan menambah hiruk pikuk aktifitas warga yang semakin padat. Rumah susun tersebut berencana dibangun di atas tanah yang dulunya sempat berdiri kolam renang bersejarah yang bern ama Pemandian Cihampelas. Kolam renang pertama di Indonesia yang dibangun pada tahun 1902 ini pun menjadi korban bisnis di areal Cihampelas. Tampaknya, sejarah tentang Perserikatan Renang Bandung atau Bandoengse Zwem Bond yang pernah didirikan pada tahun 1917 di pemandian ini dan menjadi pelopor bagi dunia renang di Indonesia, runtuh bersama puing-puing yang dulu menjadi saksi bisu atas sejarah tersebut. Hanya patung Neptunes saja-lah yang masih berdiri kokoh disana dan masih setia untuk mengeluarkan air melalui kendi-nya yang mana air tersebut bersumber dari mata air bawah tanah di daerah tersebut. Mengalir melewati reruntuhan bangunan Pemandian Cihampelas menuju sungai Cikapundung yang tercemar oleh polusi dari sebagian bangunan para pebisnis disana.
Berikut foto-foto Pemandian Tjihampelas dari masa ke masa :
Berikut foto-foto Pemandian Tjihampelas dari masa ke masa :
![]() |
Sangat ironi jika dua sudut pandang antara bisnis dan pariwisata ini hanya menguntungkan secara materi saja kemudian mengabaikan kenyamanan apalagi mengabaikan sejarah. Bukankah dengan pesatnya pembangunan di suatu lokasi juga harus mengkaji berbagai aspek didaerah tersebut secara lebih lanjut? Sungguh malang jalan Cihampelas ini, ruas jalan yang dari dulu tidak pernah diperbesar padahal pembangunan disekitarnya begitu pesat, sering mengalami kemacetan hanya karena tatanan yang tidak pada hakekatnya dan pe-lokalisir-an yang kurang diperbaharui. Disisi lain, di daerah ini terjadi “pemerkosaan” terhadap tempat bersejarah yang dilakukan bertujuan untuk pembangunan bisnis yang lebih besar. Kedua hal tersebut menyimbolkan suatu aktifitas yang hanya fokus terhadap ekonomi saja. Pajak yang melesat tinggi dan menguntungkan negara juga laba yang semakin memperkaya para penguhasa disana rupanya mengakibatkan runtuhnya kenya manan publik dan keutuhan bangunan bersejarah. Itulah satu dari banyak potret di tanah air Ind onesia ini.
No comments:
Post a Comment